cover
Contact Name
Rizky Abdulah
Contact Email
r.abdulah@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
editorial@ijcp.or.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
ISSN : 23375701     EISSN : 2337 5701     DOI : -
Core Subject :
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy (IJCP) is a scientific publication on all aspect of clinical pharmacy. It published 4 times a year by Clinical Pharmacy Master Program Universitas Padjadjaran to provide a forum for clinicians, pharmacists, and other healthcare professionals to share best practice, encouraging networking and a more collaborative approach in patient care. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy is intended to feature quality research articles in clinical pharmacy to become scientific guide in fields related to clinical pharmacy. It is a peer-reviewed journal and publishes original research articles, review articles, case reports, commentaries, and brief research communications on all aspects of Clinical Pharmacy. It is also a media for publicizing meetings and news relating to advances in Clinical Pharmacy in the regions.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 6, No 1 (2017)" : 8 Documents clear
Perbandingan Profil Farmakokinetika Bupivakain 0,5% pada Pasien Hamil Normotensi dan Preeklampsia yang Menjalani Sectio Caesarea di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta Wati, Helmina; Sandi, Dita A. D.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.681 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.32

Abstract

Pada kehamilan preeklampsia terjadi penurunan filtrasi glomerulus dan penurunan protein plasma dibandingkan terhadap hamil normotensi. Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan profil farmakokinetika dengan model nonkompartemen bupivakain 0,5% antara pasien hamil normotensi dengan pasien hamil preeklampsia yang menjalani Sectio Caesarea (SC). Penelitian dilakukan terhadap 5 pasien hamil normotensi vs hamil preeklampsia yang menjalani SC dengan teknik epidural menggunakan bupivakain 0,5% dosis 75 mg di Gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Darah diambil sebanyak 3 cc pada menit ke-0;15’;20’;25’;30’;45’;60’;90’ melalui vena dan ditetapkan kadar bupivakain dengan menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Harga profil farmakokinetika bupivakain (AUC (Area Under Curve), AUMC (Area Under Moment Concentration), MRT (Mean Resident Time)) dihitung berdasarkan data kadar bupivakain dalam darah versus waktu dengan model nonkompartemen. Profil farmakokinetika pasien hamil normotensi dan hamil preeklampsia kemudian dianalisis dengan uji statistik untuk melihat ada tidaknya perbedaan. Hasil penelitian menunjukkan AUC(0–~) rata-rata pada pasien hamil normotensi dan pasien hamil preeklampsia secara berturut-turut adalah 109,56± 9,22 μg.mL–1.menit dan 133,780±25,47 μg.mL–1.menit. Nilai AUMC(0–~) rata-rata pada pasien hamil normotensi dan pasien hamil preeklampsia secara berturut-turut sebesar 6.956,41±2.559,99 μg/mL.menit2 dan 11.085,74±5733,94 μg/mL.menit2. Rata-rata nilai MRT pasien hamil normotensi dan pasien hamil preeklampsia secara berturut-turut sebesar 64,06±25,70 menit dan 110,45±78,30 menit. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai AUC(0–~), AUMC(0–~), dan MRT pada obat bupivakain 0,5% antara pasien hamil normal dengan pasien preeklampsia tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p>0,05). Kesimpulannya, profil farmakokinetik bupivakain pada pasien hamil normotensi dan preeklampsia tidak memiliki perbedaan yang signifikan.  
Lactobacillus plantarum as Biopreservative Agent in Paneer for Dietary Food of Diabetic and Coronary Heart Disease Patients Singgih, Marlia; Ahsogan, Kanaka L.; Puspitasari, Irma M.; Damayanti, Sophi
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.595 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.38

Abstract

Paneer is a food product that is obtained by heating milk followed by acid coagulation. It is known asa diet food that is recommended for diabetic and coronary heart disease patients. A relatively shortershelf life of paneer is considered to be a major hurdle in its production. The present preliminary studywas conducted to determine antibacterial activity of Lactobacillus plantarum against Eschericia coliand Bacillus cereus, to develop it as biopreservative agent in paneer before using it for dietary food ofdiabetic and coronary heart disease patients in next clinical study. The antibacterial activities were testedthrough Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC)using microdilution well method. Biopreservative activity in paneer was tested using total plate countmethod based on time and temperature variations. Result showed that Lactobacillus plantarum inhibitedBacillus cereus and Eschericia coli with MIC of 3125 and 1562.5 μg/mL whereas MBC was in a value of>6250 and >3125 μg/mL, respectively. As a biopreservative agent, addition of Lactobacillus plantarumto paneer showed no bacterial growth until 7 days in room temperature and 9th day in cold temperature. Itis concluded that Lactobacillus plantarum could be used as a natural biopreservative agent for extendingthe shelf life of paneer. The paneer with addition of Lactobacillus plantarum as biopreservative will thenbe consumed by diabetic patient and coronary heart patients in next clinical study.
Evaluasi Kualitas Hidup dengan Kuesioner EQ-5D pada Pasien Kanker Serviks Rawat Inap Sebelum dan Setelah Kemoterapi Suwendar, Suwendar; Fudholi, Achmad; Andayani, Tri Murti; Sastramihardja, Herri S
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.998 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.1

Abstract

Kualitas hidup merupakan salah satu acuan keberhasilan dari upaya pengobatan termasuk kemoterapi pada pasien kanker. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan pada kualitas hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup pasien kanker serviks dengan menggunakan kuesioner EQ-5D sebelum dan setelah mendapatkan kemoterapi. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental bersifat analitik menurut perspektif pasien dengan teknik pengumpulan data secara prospektif. Subjek penelitian adalah pasien kanker serviks rawat inap kelas 3 yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Data yang digunakan adalah data pasien dari bulan Juni sampai Desember 2015. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner EQ-5D. Selanjutnya dilakukan perhitungan persentase permasalahan pasien, nilai indeks EQ-5D (utility) dan nilai EQ-5D VAS. Nilai utility dan EQ-5D VAS dianalisis secara statistik dengan uji Wilcoxon (α=5%) untuk melihat terjadinya perubahan kondisi yang bermakna sebelum dan setelah kemoterapi. Hasil menunjukkan bahwa setelah kemoterapi siklus pertama, persentase masalah kemampuan berjalan/bergerak dan kegiatan yang biasa dilakukan mengalami peningkatan, rasa sakit/ tidak nyaman dan rasa cemas/depresi mengalami penurunan, sedangkan perawatan diri tidak mengalami perubahan. Berdasarkan hasil uji statistik, setelah kemoterapi siklus pertama, nilai utility dan EQ-5D VAS mengalami peningkatan dan menunjukkan peningkatan bermakna (nilai T hitung masing-masing 2,0 dan 4,5) pada pasien stadium I.  
Efek Astaxanthin dan Latihan Teratur terhadap Pola Stres Oksidatif Pria Setelah Aktivitas Berat Sylviana, Nova; Gunawan, Hanna; Lesmana, Ronny; Purba, Ambrosius; Akbar, Ieva B.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.938 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.46

Abstract

Aktivitas fisik berat meningkatkan senyawa oksigen reaktif dalam tubuh yang diketahui dengan mengukur kadar malondialdehid (MDA) dari hasil proses lipid peroksidase yaitu kerusakan oksidatif pada biomolekul lipid akibat reaktivitas senyawa oksigen reaktif (SOR), namun pola perubahan kadar MDA plasma seseorang setelah beraktivitas fisik berat masih belum dipahami. Antioksidan potensial seperti astaxanthin dan latihan teratur diduga dapat memengaruhi pola perubahan kadar MDA tersebut. Untuk itu dilakukan penelitian eksperimental dengan subjek 15 orang pria terlatih dan 15 orang pria tidak terlatih anggota sebuah pusat kebugaran di Bandung, usia 18–25 tahun yang terbagi menjadi kelompok yang mendapatkan suplemen astaxhantin atau plasebo selama satu minggu secara buta ganda. Setelah pemberian suplemen atau plasebo, setiap kelompok melakukan tes aktivitas anaerobik berat. Dilakukan pengukuran MDA rerata (mmol/mL) sebelum dilakukan tes, langsung setelah tes, 6 jam setelah tes, dan 24 jam setelah tes. Data yang dianalisis menggunakan uji ANOVA diikuti uji Duncan menunjukkan bahwa sebelum tes keempat kelompok mempunyai rerata yang hampir sama, sementara rerata MDA yang diperiksa pada setelah tes pada kelompok pria terlatih dengan suplementasi astaxanthin memiliki rerata MDA terendah, sementara yang tertinggi pada kelompok pria tak terlatih dengan plasebo (p<0,05). Perubahan rerata MDA pada setiap kelompok menunjukkan pola dinamis sama yaitu meningkat tajam langsung setelah tes latihan fisik, mulai mengalami penurunan pada jam ke–6 dan kembali ke rerata awal pada jam ke–24 (p<0,05), kecuali pada kelompok pria tak terlatih dengan plasebo meningkat 2 kali dari nilai awal. Hal ini menunjukkan astaxanthin dan latihan mempunyai efek positif terhadap peningkatan kadar MDA namun tidak memengaruhi pola perubahannya setelah aktivitas fisik berat.
Pengaruh Pemberian Kombinasi Probiotik dan Seng terhadap Frekuensi dan Durasi Diare pada Pasien Anak di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Huda, Nurul; Perwitasari, Dyah A.; Risdiana, Irma
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.68 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.11

Abstract

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun,diare merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penggunaan probiotik untuk diareakut pada anak sudah digunakan secara luas meskipun belum direkomendasikan oleh World HealthOrganization (WHO). Penelitian yang membandingkan penambahan probiotik pada terapi standar diaremasih sangat terbatas, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberianprobiotik yang diberikan secara bersamaan dengan terapi standar diare terhadap frekuensi dan durasidiare akut pada anak. Penelitian ini menggunakan desain kohort dengan pengambilan data dilakukansecara prospektif pada pasien diare akut pada anak di Unit Rawat Inap Anak RS PKU MuhammadiyahYogyakarta periode September–Desember 2015. Subjek yang diamati adalah pasien yang mendapatkanterapi standar diare (cairan rehidrasi dan seng) sebagai kelompok I, dan yang mendapatkan terapistandar diare (cairan rehidrasi dan seng) yang dikombinasikan dengan probiotik sebagai kelompok II.Variabel pengamatan utama adalah frekuensi dan durasi diare. Perbedaan frekuensi diare dan durasidiare antar kelompok yang terdistribusi normal dianalisis dengan uji parametrik yaitu uji t-test tidakberpasangan, sedangkan yang tidak terdistribusi normal dianalisis dengan uji non-parametrik yaitu ujiMann-Whitney. Selama periode penelitian diperoleh 44 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, yangterdiri dari 38 subjek yang mendapatkan terapi cairan rehidrasi, seng dan probiotik dan sebanyak6 subjek yang mendapatkan terapi cairan rehidrasi dan seng. Frekuensi diare lebih sedikit padakelompok I dengan nilai rata-rata 1 kali dibanding kelompok II yaitu 3 kali (p=0,024). Durasi diarelebih singkat pada kelompok I dengan nilai rata-rata 46 jam 30 menit dibanding kelompok II dengannilai rata-rata 53 jam 10 menit (p=0,515). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian probiotikpada terapi standar diare tidak menunjukkan penurunan pada frekuensi dan durasi diare dibandingkandengan kelompok yang hanya diberikan terapi standar diare dalam tata laksana diare akut pada anak.
Heart-type Fatty Acid-Binding Protein (H-FABP) sebagai Penanda Biokimiawi untuk Membedakan Stroke Iskemik dan Hemoragik Halimah, Eli; Liswati, Evy; Sasmita, Erwin
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.552 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.55

Abstract

Stroke merupakan sindrom neurologis yang bersifat akut yang terjadi karena adanya penurunan alirandarah yang disebabkan oleh terhambat atau pecahnya pembuluh darah otak (cerebrovaskular) yangmenyebabkan kerusakan jaringan otak. Berdasarkan patogenesisnya, terdapat dua jenis stroke, yaitustroke iskemik dan hemoragik, di mana penanganan pengobatan pada kedua jenis stroke tersebut sangatberbeda sehingga diperlukan diagnosis diferensial untuk membedakan kedua jenis stroke tersebut. Tujuanpenelitian ini yaitu untuk menentukan apakah Heart-type Fatty Acid-Binding Protein (H-FABP) dapatdijadikan sebagai parameter penanda biokimiawi untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragik.Penetapan kadar H-FABP dilakukan dengan menggunakan serum darah dan dianalisis dengan metodeEnzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) sandwich masing-masing menggunakan H-FABP testkit. Serum darah diambil dari 20 orang pasien stroke iskemik dan 18 orang pasien stroke hemoragikdari Instalasi Gawat Darurat (IGD), Unit Stroke dan Instalasi Rawat Inap di salah satu Rumah SakitUmum di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rata-rata H-FABP pada pasien strokeiskemik sebesar 9,07 ng/mL sedangkan pasien stroke hemoragik sebesar 18,54 ng/mL; secara statistikterdapat perbedaan kadar H-FABP yang signifikan antara pasien stroke iskemik dan hemoragik (α=0,05).Dengan demikian, Heart-type Fatty Acid-Binding Protein (H-FABP) dapat dijadikan sebagai salah satuparameter penanda biokimiawi untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragik.
Efek Ekstrak Daun Singawalang (Petiveria alliacea) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah melalui Peningkatan Ekspresi AMPK-α1 pada Tikus Model Diabetes Melitus Mustika, Arifa; Indrawati, Roostantia; Sari, Gadis M.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.5 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.22

Abstract

Singawalang (Petiveria alliaceae) adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di Indonesia dan secaraempiris digunakan oleh penduduk untuk mengobati diabetes melitus. Hingga saat ini, penelitian tentangpengaruh dan mekanisme ekstrak daun Singawalang dalam menurunkan kadar glukosa darah belumbanyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Singawalangterhadap penurunan kadar glukosa darah dan ekspresi AMPK-α1 pada hati. Jenis penelitian ini adalahpenelitian eksperimental dengan rncangan acak lengkap. Penelitian dilakukan di LaboratoriumFarmakologi dan Terapi dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Airlanggapada bulan April–Agustus 2015. Hewan coba tikus strain Rattus norvegicus dibuat model diabetesmelitus, diinduksi dengan Streptozotocin. Sebanyak 25 tikus model diabetes melitus dibagi secara acakmenjadi 5 kelompok. Kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 adalah kelompok yang memperoleh ekstrak daunSingawalang dengan dosis 90 mg/kgbb, 180 mg/kgbb dan 360 mg/kgbb. Kelompok kontrol positif adalahkelompok yang memperoleh metformin dengan dosis 150 mg/kgbb dan kontrol negatif adalah kelompoktikus yang memperoleh vehikulum. Ekstrak dan metformin diberikan sehari sekali, personde selama 14hari. Pada hari ke-15 setelah terapi, tikus diperiksa kadar glukosa darah dan dieuthanasia untuk diambilorgannya. Ekspresi AMPK-α1 dinilai menggunakan imunohistokima. Data yang terkumpul dianalisisdengan ANAVA dan Wilcoxon (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kadar glukosadarah yang bermakna antara kontrol negatif dengan dosis 90 mg/kgbb, dosis 360 mg/kgbb, dan kontrolpositif, antara dosis 180 mg/kgbb dengan dosis 360 mg/kgbb dan kontrol positif. Analisis terhadapekspresi AMPK-α1 pada hati tikus menunjukkan perbedaan yang bermakna antara dosis 180 mg/kgbbdengan dosis 360 mg/kgbb dan kontrol positif. Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak Singawalangdapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus model diabetes melitus melalui aktivasi AMPK-α1.
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Kombinasi Antipsikotik pada Pasien Rawat Inap Skizofrenia Abdulah, Rizky; Siregar, Riska F; Alfian, Sofa D.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.1.61

Abstract

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa dengan biaya tinggi dan risiko morbiditas seumur hidup. Studi farmakoekonomi pada pasien skizofrenia perlu dilakukan untuk mengetahui efisiensi pemilihan kombinasi antipsikotik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya (cost-effectiveness) penggunaan kombinasi antipsikotik klozapin-haloperidol dan klozapin-risperidon pada pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat tahun 2012–2013. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis pasien yang meliputi komponen biaya langsung, antara lain biaya terapi antipsikotik, biaya penunjang, biaya tindakan medis, biaya rawat inap, dan biaya administrasi. Rata-rata rasio efektivitas biaya pada kombinasi antipsikotik klozapin-haloperidol sebesar Rp126.898/hari sedangkan pada kombinasi klozapin-risperidon sebesar Rp132.781/hari. Dengan mempertimbangkan waktu rawat inap sebagai efektivitas terapi, kombinasi antipsikotik klozapin-haloperidol lebih cost-effective dibandingkan klozapin-risperdion.

Page 1 of 1 | Total Record : 8